Cowok itu kece- wa dan melarikan cinta atau entah apa pada sahabat Restu dan gadis itu hanya sakit hati melihat Galih wara-wiri di depan biji mata nya dengan sahabat karibnya.
ng Restu sudah tak mikiran dia lagi ketika ia muncul tiba-tiba suatu malam di rumah- nya.
Masih dengan sikap nyelenehnya walau Galih bilang mau minta maaf Restu nggak ngerti Galih.
Tapi entahlah rasa tak tega dan rasa sensitifnya membuatnya terhanyut arus untuk mencoba memberi kesempatar pada Galih seperti apa katanya.
Mungkin juga karena sikap Restu yang masih labi saat itu, yang mulai kehilangan kepercayaa pada sikap baik, dan mulai menyukai pri badi yang tidak mapan seperti Galih.
mendekatinya, lambat laun perasaan itu tumbuh perlahan.
Tulus apa Mungkin karena dia ndablek dan terus adanya pada Galih hingga Galih mempermalu kannya? Galih telah mempermalukannya serendah itu? Restu terus memacu larinya dengan membawa kekecewaan yang makin cepat merejam dada.
la tak bepikir membawa kekecewaan kamana dan pada siapa.
Dalam rengkuhan sunyi Restu menera- wang pada kilas balik pertemuannya dengan Galih.
Secara tak sengaja ia kenal Galih Saat itu hatinya sedang luka, kecewa dan kenapa pertemuan itu menuntunnya pada sebentuk kebersamaan yang tak mengenal basa-basi.
Cepat sekali mereka menjadi akrab dan cepat sekali dengan cinta kilat yang bersemi.
Padahal sebelumnya Restu selalu susah untuk jatuh frustasi.
Lalu entah cinta.
Mungkin karena ia terlalu kecewa pada kenyataan lain tentang seorang cowok yang nya menyayanginya, memberi berjuta ata mpian manis padanya, mematrikan banyak.
Tapi sebelumn sempet mobil itu sudah bergerak melaju membawa Rani men auh.
Menyisakan kelu dan ketakmenger tian di wajah kisruh Gil.
Gil" ketiga temannya sudah meng hampiri dengan napas terengah.
Gilang seperti orang idiot saja.
Terpaku, bengong u menangkup kepalanya dengan kedua tangan.
Wajah itu penuh-penuh menyim pan kebingungan.
"Rani jalan dengan om-om.
Gue nggalk nyangka!" Ucapnya lirih.
Tubuhnya secara enteng bak kapas saja.
Terduduk di peng giran area parkir.
Keruh sekali.
Seperti dikomando teman-temannya turut duduk di sisi Gil hening sesaat Mereka seperti kehilangan kalimat untulk berkata-kata.
Gil sepeti ada bom yang hen dak meledakan dadanya yang sesak.
Tiba tiba ada kesedihan atau entah apa yang merebak.
Mungkin prihatin.
Mungk langsa.
Sebongkah tanya yang bergemuruh dalam dasar dada hanya berawal dengan kenapa?" Tandas Gil tak menemukan ja wabannya.
." Reno yang inisiatif buka suara.
"Sudah lama gue tahu kalau Rani itu Gil berpaling menatapnya.
Menjad termasuk cewek ayam kampus banyak.
Tapi sebelum sempet mobil itu sudah bergerak melaju membawa Rani men jauh.
Menyisakan kelu dan ketakmenger tian di wajah kisruh Gil.
Gilang seperti orang idiot saja.
Terpaku, bengong Lalu menangkup kepalanya dengan kedua tangan.
Wajah itu penuh-penuh menyim pan kebingungan.
"Rani jalan dengan seocrypt om-om.
Gue nggak nyangka!" Ucapnya lirih.
Tubuhnya secara enteng bak kapas saja.
Terduduk di peng giran area parkir.
Keruh sekali.
Seperti dikomando teman-temannya turut duduk di sisi Gil hening sesaat.
Mereka seperti kehilangan kalimat untuk berkata-kata.
Gil sepeti ada bom yang h dak meledakan dadanya yang sesak tiba ada kesedihan atau entah apa yang .
ng Restu sudah tak mikiran dia lagi ketika ia muncul tiba-tiba suatu malam di rumah- nya.
Masih dengan sikap nyelenehnya walau Galih bilang mau minta maaf Restu nggak ngerti Galih.
Tapi entahlah rasa tak tega dan rasa sensitifnya membuatnya terhanyut arus untuk mencoba memberi kesempatar pada Galih seperti apa katanya.
Mungkin juga karena sikap Restu yang masih labi saat itu, yang mulai kehilangan kepercayaa pada sikap baik, dan mulai menyukai pri badi yang tidak mapan seperti Galih.
mendekatinya, lambat laun perasaan itu tumbuh perlahan.
Tulus apa Mungkin karena dia ndablek dan terus adanya pada Galih hingga Galih mempermalu kannya? Galih telah mempermalukannya serendah itu? Restu terus memacu larinya dengan membawa kekecewaan yang makin cepat merejam dada.
la tak bepikir membawa kekecewaan kamana dan pada siapa.
la tak bepikir membawa kekecewaan kamana dan pada siapa
Restu hanya ingin menyibakkan kekecewaan di hatinya.Dalam rengkuhan sunyi Restu menera- wang pada kilas balik pertemuannya dengan Galih.
Secara tak sengaja ia kenal Galih Saat itu hatinya sedang luka, kecewa dan kenapa pertemuan itu menuntunnya pada sebentuk kebersamaan yang tak mengenal basa-basi.
Cepat sekali mereka menjadi akrab dan cepat sekali dengan cinta kilat yang bersemi.
Padahal sebelumnya Restu selalu susah untuk jatuh frustasi.
Lalu entah cinta.
Mungkin karena ia terlalu kecewa pada kenyataan lain tentang seorang cowok yang nya menyayanginya, memberi berjuta ata mpian manis padanya, mematrikan banyak.
Tapi sebelumn sempet mobil itu sudah bergerak melaju membawa Rani men auh.
Menyisakan kelu dan ketakmenger tian di wajah kisruh Gil.
Gil" ketiga temannya sudah meng hampiri dengan napas terengah.
Gilang seperti orang idiot saja.
Terpaku, bengong u menangkup kepalanya dengan kedua tangan.
Wajah itu penuh-penuh menyim pan kebingungan.
"Rani jalan dengan om-om.
Gue nggalk nyangka!" Ucapnya lirih.
Tubuhnya secara enteng bak kapas saja.
Terduduk di peng giran area parkir.
Keruh sekali.
Seperti dikomando teman-temannya turut duduk di sisi Gil hening sesaat Mereka seperti kehilangan kalimat untulk berkata-kata.
Gil sepeti ada bom yang hen dak meledakan dadanya yang sesak.
Tiba tiba ada kesedihan atau entah apa yang merebak.
Mungkin prihatin.
Mungk langsa.
Sebongkah tanya yang bergemuruh dalam dasar dada hanya berawal dengan kenapa?" Tandas Gil tak menemukan ja wabannya.
." Reno yang inisiatif buka suara.
"Sudah lama gue tahu kalau Rani itu Gil berpaling menatapnya.
Menjad termasuk cewek ayam kampus banyak.
Tapi sebelum sempet mobil itu sudah bergerak melaju membawa Rani men jauh.
Menyisakan kelu dan ketakmenger tian di wajah kisruh Gil.
Wajah itu penuh-penuh menyim pan kebingungan
Gilketiga temannya sudah meng hampiri dengan napas terengah.Gilang seperti orang idiot saja.
Terpaku, bengong Lalu menangkup kepalanya dengan kedua tangan.
Wajah itu penuh-penuh menyim pan kebingungan.
"Rani jalan dengan seocrypt om-om.
Gue nggak nyangka!" Ucapnya lirih.
Tubuhnya secara enteng bak kapas saja.
Terduduk di peng giran area parkir.
Keruh sekali.
Seperti dikomando teman-temannya turut duduk di sisi Gil hening sesaat.
Mereka seperti kehilangan kalimat untuk berkata-kata.
Gil sepeti ada bom yang h dak meledakan dadanya yang sesak tiba ada kesedihan atau entah apa yang .
Comments
Post a Comment