Catering Jogja Murah : Wisata Kuliner di Alam bebas
Saya pernah makan piknik di sampan yang mengapung di sungai. Kami berada di Périgord, dan mengharapkan keluarga Prancis di kapal bersama kami untuk mengambil makan siang dengan hati-hati dari keranjang pada tengah hari. Tapi semua membawa keripik kentang dan soda atau bir sebagai gantinya. Mereka memperhatikan kami, dengan iri hati, ketika kami meletakkan artichoke dingin dan mayones, Bayonne ham, sosis kecil bertabur kenari, keju Cabecou, buah ara, gelas kecil, dan sebotol rosé di tengah kano. Dordogne adalah sungai yang lambat, tetapi memabukkan untuk makan dengan keangkuhan naif di tengah tumpukan pusaran kecil dan kicau burung, berbaur dengan dua impuls dasar kehidupan manusia: liar dan jinak.
Orang Victoria senang piknik. Orang-orang yang terlalu baik hati itu secara naluriah tahu bagaimana melakukan formalitas kecil di tengah-tengah kumbang dan kodok, dan karenanya mereka dengan senang hati berjalan dengan mengenakan rompi dan sibuk melewati lapangan dan mengalirkan makan siang. Piknik mungkin menjadi satu aktivitas yang meningkatkan keakraban Victoria, karena satu-satunya perbedaan antara "piknik" dan "makan di luar" - yang bagi sebagian besar sejarah hanya "makan" - adalah tabrakan yang menyenangkan antara perbaikan manusia dan tempat serta energi di dunia alami yang, sejauh ini, luput dari mereka.
Saya pikir inilah sebabnya, ketika memutuskan untuk makan apa di piknik, saya selalu melihat logika dalam menuju akhir yang dalam - dan mengagumi seberapa dalam yang telah dilakukan para piknik paling berkomitmen. Bon viveur James Beard, yang menghabiskan waktu selama 81 tahun dalam keahlian memasaknya yang disengaja untuk menulis empat buku tentang makan dan memasak di luar ruangan yang bebas, menetapkan ini "Piknik Kaya, Elegan untuk 10": Sampanye Prancis, Kaviar, Roti Panggang, Bawang Merah, Asam Krim, Telur Cincang, Consommé Ganda Dengan Peterseli Cincang, Chaud-Froid Chicken, Baked Ham in Crust, Asparagus Vinaigrette, French Rolls Kecil, Beku Raspberry Mousse, Kue Kecil, Demitasse.
Ketika saya masih muda, saya dengan gelisah menyelenggarakan piknik sedekat mungkin dengan Beard's yang saya bayangkan, menyajikan telur salmon dingin, gazpacho almond putih dan bawang putih, kue minyak zaitun dengan krim kocok, ikan rebus dengan herbed mayones dan toples gelas besar Pimm's dan 7Up, masing-masing kaca dihiasi dengan tombak tipis mentimun dingin. Dan saya masih menemukan bahwa kelebihan yang sangat teliti, dipasang di luar ruangan, memiliki daya pikat yang sama seperti tuksedo dengan dasinya terlepas.
Itu piknik yang baik, dan jenis yang tidak saya coba lagi. Mungkin karena saya lelah, atau sangat sadar berada di usia ketika kepura-puraan tidak menarik. Tetapi saya masih tertarik, setiap kali saya memiliki kesempatan untuk menyajikan makanan di bumi yang hangat dengan belalang berbincang-bincang di dekatnya, ke menu yang kurang praktis dan lebih matang daripada apa yang paling portabel atau efisien. Yang patut dicontoh berasal dari “Buku Masak Lengkap” Amy Vanderbilt 1961: salad kentang, sandwich ham, ayam goreng dingin, acar, zaitun, hati seledri, kue roti kecil, persik segar, dan ceri. Saya telah menemukan menu yang hampir sama di "Buckeye Cookery," dari 1877, dan dari Edna Lewis pada tahun 1976.
Saya belum pernah mencoba menganalisis apa yang baik tentang pengaturan tersebut, hanya mengetahui semuanya benar untuk tujuannya. Saya pikir masing-masing bagian memiliki alasan tersendiri untuk pemasangan. Kentang dan ayam dan ham sangat baik saat disajikan dingin. (Tidak ada di piknik yang benar-benar dingin, kecuali anggur, yang pantas untuk diinsulasi, dan masih berfungsi jika eksperimen termal Anda gagal.) Namun dua dari tiga hal itu masih tetap dilakukan - merendam ayam dalam buttermilk semalam, menggorengnya sehari di depan; kentang rebus - yang melayani tujuan menunjukkan pertunjukan yang baik. Hidangan lainnya benar karena tidak semua bisa menjadi tontonan, dan tidak peduli seberapa formalitas yang kami goyahkan, hidangan ini tetap sangat transgresif untuk menyajikan mangkuk berisi sayuran dan buah tanpa hiasan.
Keliaran piknik ada di tempat itu. Dari apa yang saya baca, permainan piknik Victoria tidak perlu lebih dari duduk di rumput tinggi memegang kudeta kristal untuk merasakan sensasi klasik makanan. Mereka menarik garis makan di tempat yang terlalu liar. M. W. Ellsworth yang puitis, dalam “Ratu Rumah Tangga” tahun 1900-nya, menyarankan untuk tidak makan di mana pun bahwa “Dame Nature memiliki suasana hati yang aneh, dan telah meninggalkan jejak bukti-bukti tertentu yang terlalu bisa diamati tentang keanehannya.”
Saya pikir inilah semangat agama zaman ini. Dalam pengalaman saya yang singkat tapi teliti, makanan diletakkan di meja alam yang aneh - di atas batu-batu mistik, di ujung-ujung dinding laut yang alami, di bukit-bukit yang keras berangin, di sungai, atau lebih baik, di laut - mengatur alam dan eksentrikitas berharga kita dalam bantuan terbaik . Terbebas dari kamar-kamar yang dibangun untuk makan, tanpa halangan tetapi akan ke salah satu dari banyak tempat di alam, Anda masuk akal dengan menjadi aneh.
Jika Anda tinggal di tengah-tengah semen, perlu dicatat bahwa banyak tanah indah liar di kota-kota tetap dikhususkan untuk kuburan. Melalui banyak gerbang besi tempa yang terlarang, Anda dapat melihat sekilas bukit-bukit besar berumput, dibayangi oleh pohon ek atau willow hidup yang janggutnya panjang menyapu rumput yang dalam, sinar matahari melihat satu sisi bukit, meninggalkan yang lain lembab dan berbayang - semuanya mengundang berhenti untuk makan, terlepas dari banyak manusia yang berbaring diam membisu di bawahnya. Penulis buku masak yang tidak sentimental, Nika Hazelton, dengan senang hati menghilangkan rasa cemas dalam bukunya tahun 1969 "The Picnic," yang menawarkan "Menu untuk Piknik à Deux in a Graveyard": buku tamu ganda dengan sherry atau manzanilla, foie-gras naturel, asparagus vinaigrette, roti Prancis dan kue tar stroberi.
Tapi mungkin menambahkan bahwa dorongan dasar lain - cinta - ke dalam campuran membuat semua detail lebih lanjut tidak penting. Rumus yang sering dikutip dari Omar Khayyam ini, dalam "Rubaiyat" -nya, berlaku seperti biasa:
Tautan : Catering Jogja Murah
Saya pernah makan piknik di sampan yang mengapung di sungai. Kami berada di Périgord, dan mengharapkan keluarga Prancis di kapal bersama kami untuk mengambil makan siang dengan hati-hati dari keranjang pada tengah hari. Tapi semua membawa keripik kentang dan soda atau bir sebagai gantinya. Mereka memperhatikan kami, dengan iri hati, ketika kami meletakkan artichoke dingin dan mayones, Bayonne ham, sosis kecil bertabur kenari, keju Cabecou, buah ara, gelas kecil, dan sebotol rosé di tengah kano. Dordogne adalah sungai yang lambat, tetapi memabukkan untuk makan dengan keangkuhan naif di tengah tumpukan pusaran kecil dan kicau burung, berbaur dengan dua impuls dasar kehidupan manusia: liar dan jinak.
Orang Victoria senang piknik. Orang-orang yang terlalu baik hati itu secara naluriah tahu bagaimana melakukan formalitas kecil di tengah-tengah kumbang dan kodok, dan karenanya mereka dengan senang hati berjalan dengan mengenakan rompi dan sibuk melewati lapangan dan mengalirkan makan siang. Piknik mungkin menjadi satu aktivitas yang meningkatkan keakraban Victoria, karena satu-satunya perbedaan antara "piknik" dan "makan di luar" - yang bagi sebagian besar sejarah hanya "makan" - adalah tabrakan yang menyenangkan antara perbaikan manusia dan tempat serta energi di dunia alami yang, sejauh ini, luput dari mereka.
Saya pikir inilah sebabnya, ketika memutuskan untuk makan apa di piknik, saya selalu melihat logika dalam menuju akhir yang dalam - dan mengagumi seberapa dalam yang telah dilakukan para piknik paling berkomitmen. Bon viveur James Beard, yang menghabiskan waktu selama 81 tahun dalam keahlian memasaknya yang disengaja untuk menulis empat buku tentang makan dan memasak di luar ruangan yang bebas, menetapkan ini "Piknik Kaya, Elegan untuk 10": Sampanye Prancis, Kaviar, Roti Panggang, Bawang Merah, Asam Krim, Telur Cincang, Consommé Ganda Dengan Peterseli Cincang, Chaud-Froid Chicken, Baked Ham in Crust, Asparagus Vinaigrette, French Rolls Kecil, Beku Raspberry Mousse, Kue Kecil, Demitasse.
Ketika saya masih muda, saya dengan gelisah menyelenggarakan piknik sedekat mungkin dengan Beard's yang saya bayangkan, menyajikan telur salmon dingin, gazpacho almond putih dan bawang putih, kue minyak zaitun dengan krim kocok, ikan rebus dengan herbed mayones dan toples gelas besar Pimm's dan 7Up, masing-masing kaca dihiasi dengan tombak tipis mentimun dingin. Dan saya masih menemukan bahwa kelebihan yang sangat teliti, dipasang di luar ruangan, memiliki daya pikat yang sama seperti tuksedo dengan dasinya terlepas.
Itu piknik yang baik, dan jenis yang tidak saya coba lagi. Mungkin karena saya lelah, atau sangat sadar berada di usia ketika kepura-puraan tidak menarik. Tetapi saya masih tertarik, setiap kali saya memiliki kesempatan untuk menyajikan makanan di bumi yang hangat dengan belalang berbincang-bincang di dekatnya, ke menu yang kurang praktis dan lebih matang daripada apa yang paling portabel atau efisien. Yang patut dicontoh berasal dari “Buku Masak Lengkap” Amy Vanderbilt 1961: salad kentang, sandwich ham, ayam goreng dingin, acar, zaitun, hati seledri, kue roti kecil, persik segar, dan ceri. Saya telah menemukan menu yang hampir sama di "Buckeye Cookery," dari 1877, dan dari Edna Lewis pada tahun 1976.
Saya belum pernah mencoba menganalisis apa yang baik tentang pengaturan tersebut, hanya mengetahui semuanya benar untuk tujuannya. Saya pikir masing-masing bagian memiliki alasan tersendiri untuk pemasangan. Kentang dan ayam dan ham sangat baik saat disajikan dingin. (Tidak ada di piknik yang benar-benar dingin, kecuali anggur, yang pantas untuk diinsulasi, dan masih berfungsi jika eksperimen termal Anda gagal.) Namun dua dari tiga hal itu masih tetap dilakukan - merendam ayam dalam buttermilk semalam, menggorengnya sehari di depan; kentang rebus - yang melayani tujuan menunjukkan pertunjukan yang baik. Hidangan lainnya benar karena tidak semua bisa menjadi tontonan, dan tidak peduli seberapa formalitas yang kami goyahkan, hidangan ini tetap sangat transgresif untuk menyajikan mangkuk berisi sayuran dan buah tanpa hiasan.
Keliaran piknik ada di tempat itu. Dari apa yang saya baca, permainan piknik Victoria tidak perlu lebih dari duduk di rumput tinggi memegang kudeta kristal untuk merasakan sensasi klasik makanan. Mereka menarik garis makan di tempat yang terlalu liar. M. W. Ellsworth yang puitis, dalam “Ratu Rumah Tangga” tahun 1900-nya, menyarankan untuk tidak makan di mana pun bahwa “Dame Nature memiliki suasana hati yang aneh, dan telah meninggalkan jejak bukti-bukti tertentu yang terlalu bisa diamati tentang keanehannya.”
Saya pikir inilah semangat agama zaman ini. Dalam pengalaman saya yang singkat tapi teliti, makanan diletakkan di meja alam yang aneh - di atas batu-batu mistik, di ujung-ujung dinding laut yang alami, di bukit-bukit yang keras berangin, di sungai, atau lebih baik, di laut - mengatur alam dan eksentrikitas berharga kita dalam bantuan terbaik . Terbebas dari kamar-kamar yang dibangun untuk makan, tanpa halangan tetapi akan ke salah satu dari banyak tempat di alam, Anda masuk akal dengan menjadi aneh.
Jika Anda tinggal di tengah-tengah semen, perlu dicatat bahwa banyak tanah indah liar di kota-kota tetap dikhususkan untuk kuburan. Melalui banyak gerbang besi tempa yang terlarang, Anda dapat melihat sekilas bukit-bukit besar berumput, dibayangi oleh pohon ek atau willow hidup yang janggutnya panjang menyapu rumput yang dalam, sinar matahari melihat satu sisi bukit, meninggalkan yang lain lembab dan berbayang - semuanya mengundang berhenti untuk makan, terlepas dari banyak manusia yang berbaring diam membisu di bawahnya. Penulis buku masak yang tidak sentimental, Nika Hazelton, dengan senang hati menghilangkan rasa cemas dalam bukunya tahun 1969 "The Picnic," yang menawarkan "Menu untuk Piknik à Deux in a Graveyard": buku tamu ganda dengan sherry atau manzanilla, foie-gras naturel, asparagus vinaigrette, roti Prancis dan kue tar stroberi.
Tapi mungkin menambahkan bahwa dorongan dasar lain - cinta - ke dalam campuran membuat semua detail lebih lanjut tidak penting. Rumus yang sering dikutip dari Omar Khayyam ini, dalam "Rubaiyat" -nya, berlaku seperti biasa:
Tautan : Catering Jogja Murah
Comments
Post a Comment